Pengaruh Pakan Tepung Cannalina terhadap Pertumbuhan Mus musculus
DOI:
https://doi.org/10.36722/sst.v3i1.185Abstract
Abstrak – Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, sedangkan kecukupan zat gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan. Upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi terus dilakukan salah satunya dengan mencari pangan alternatif. Pada penelitian ini  bahan makanan yang digunakan adalah tepung Cannalina yang merupakan kombinasi umbi ganyong merah (Canna edulis Kerr) dan Spirulina (Spirulina platensis). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh pemberian pakan tepung Cannalina terhadap pertumbuhan, kadar glukosa dan kolesterol darah M. musculus.  Metode penelitian adalah eksperimental  terhadap  60 ekor M. musculus (mencit) yang dibagi atas 3 kelompok. Kelompok kontrol yaitu yang diberi pakan makanan pelet komersial, kelompok mencit yang makanannya merupakan 50% pelet komersil dan 50% tepung Cannalina, serta kelompok mencit yang makanannya 100% tepung Cannalina. Hasil penelitian menunjukkan pakan tepung Cannalina 50% tidak memberikan respon positif terhadap pertambahan berat badan, panjang  badan dan berat otak  normal  M. musculus. Akan tetapi dapat mempertahankan kadar normal yang cenderung rendah untuk glukosa yaitu 120 mg/dl dan kolesterol yaitu 155 mg/dl. Pemberian tepung Cannalina 100% memberikan efek letal pada M. musculus pada hari ke-4 pengamatan. Tepung Cannalina 50% dan 100% berpotensi untuk menurunkan berat badan, glukosa dan kolestrol darah. Â
Â
Kata kunci  - Gizi buruk, kesehatan masyarakat, pangan alternatif , tepung Cannalina, pertumbuhan
Abstract – Malnutrition is one of public health problem in Indonesia. Nutritional adequacy is needed for growth. The efforts is looking for alternative food. In this research food material are Cannalina flour which is combination of  red Canna edulis and Spirulina platensis. The aim of the reseach was to obtain information of granting feed Cannalina flour on the growth, blood glucose, and cholesterol level of Mus musculus. The research method was experimental to 60 of M. musculus were divided into 3 groups. The control group of M. musculus that were fed a commercial food. the second group are M. musculus that were fed a 50% of commercial food and 50% of Cannalina flour, and the third group are M. musculus that were fed a 100% of Cannalina flour. The research shows that Cannalina Flour 50% could not give a positive response to increase the weight, body length, and weight brain of M. musculus. Otherwise Cannalina flour 50% can maintain a blood glucose and cholesterol level in normal levels that tend more lower than control. Result giving of Cannalina flour 50% for blood glucose is 120mg/dl and cholesterol level is 155 mg/dl. The giving of Cannalina flour 100% have lethal effect to M. musculus since day 4 experiment. Cannalina flour 50% and 100% are potential to lose weight gain, blood glucose, and cholesterol level.
Â
Keywords – malnutrion, public health, alternative food, Cannalina flour, growthReferences
[UNICEF] United Nations International Children's Emergency Fund. 2012. UNICEF Indonesia Laporan Tahunan 2012. Indonesia: UNICEF Indonesia.
[Rikesdas] Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Aryanto, D dan Pujiyanta,A. 2013. Aplikasi Sistem PakarPenentuan Asupan Makanan Bagi PenderitaPenyakit Gizi Burukdengan inferensi fuzzy. Jurnal Sarjana Teknik Informatika. Volume 1, nomor 2, bulan.
Margono T, Suryati D, Hartinah S. 1993. Tentang Pengolahan Pangan. Buku Panduan Teknologi Pangan Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation.Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1. Hikmah Jaman Baru. Jakarta. Halaman 193-204.
[BKP FTP UNEJ] Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur dan Fakultas Teknologi Pangan Universitas Jember. 2001. Kajian Tepung Umbi-Umbian Lokal Sebagai Pangan Olahan. Jember: Universitas Jember.
Risman, M. Djayanegara, I., Masduki, A. 2010. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Sumber Co-60 (Cobalt) Terhadap Kandungan Asam Lemak. [Skripsi] Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas AlAzhar Indonesia.
Angka Sl, Suhartono TS. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir Lautan. Institut Pertanian Bogor Halaman: 49-56
Noriko N dan Parawanti N. 2013. Penelitian Prototipe Produk Pangan Subtitusi Terigu Aman Bergizi Tinggi: Tepung Ganyong Berspirulina Serta Model Bisnisnya
Department of Nutrition. 2006. WHO child growth standards based on length/height, weigt and age. Aota pediatrica 450:76-85.
Pudyani. 2005. Reversibilitas klasifikasi tulang akibat kekurangan protein pre dan post natal. Majalah kedokteran gigi 38:115-119.
Morgane PJ, Mokler DJ, Galler JR. 2002. Effects of prenatal protein malnutrition on the hippocampal formation. Neuroscience and Biobehavioral Reviews 26(4):471-483.
Dijkhuizen, Wieringa FT, West C, Martuti S, Muhilal. 2001. Effect of iron and zinc supplementation in indonesia infant on micronutrient status and growth. The America Society for nutrition science. J. Nutr 131(11): 2860-2865.
Cisneros F, Zevillanos R, Cesnaros L, Zevallos. 2009. Characterization of starch form two ecotype of Andean Achira Roots (Canna edulis). J. Agric. Food Chem. 57(16):7363-7368.
Noriko N, Masduki A, Perdana AT, Mudrika E, Primasatya E, Sulistio M, Canadianti, SF. 2011. Fungsionalisasi limbah Cair Industri Tahu Tradisional Primkopti Jakarta Barat Sebagai Media Tumbuh Spirulina Platensis. Jurnal Al;Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi. Vol 1 (1): 38-41. ISSN: 2087-9735.
Noriko N dan Parawanti N. 2013. Penelitian Prototipe Produk Pangan Subtitusi Terigu Aman Bergizi Tinggi: Tepung Ganyong Berspirulina Serta Model Bisnisnya. Laporan Direktorat Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (dp2m) Dikti Kemendikbud.
Colla LM, Bertoline TE, J A V. 2004. Fatty acid profile of Spirulina platensis grown under different temperatures and nitrogen consentration. Naturforsch. 59 C, 55-59.
Colla LM, Reinher CO, Reichert C, Costa, J A V. 2007. Production of biomass and neutraceutical compounds by Spirulina platensis under different temperature and nitrogen regimes. BioresourceTechnology. Volume 98 issue 7 pages 1489-1493.
Suzanna D, Hermawati E, Adi HK. 2007. Pemanfaatan Sprilina platensis sebagai suplemen protein sel tunggal (PST). Makara of Health Series. Vol 11 No 1 (2007)
Lokapirnasari WP, Soewarno, Dhamayanti Y. 2011. Potency of crude Spirulina on protein efficiency rationin laying Hen. Journal Unair Veterinaria Medika Vol 4 No 1: 5-8
Mahendra HC. 2006. Pertumbuhan mencit (Mus musculus) umur 21 sampai dengan 42 hari yang mendapatkan bahan pakan tambahan kemangi (Ocimum basilicum) kering. [Skripsi]. IPB
Irianto K. dan Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya: Bandung
Noriko N dan Parawanti N. 2013. Penelitian Prototipe Produk Pangan Subtitusi Terigu Aman Bergizi Tinggi: Tepung Ganyong Berspirulina Serta Model Bisnisnya
Smith JB, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: UI Press.
Kanibawa INK. 2001. Mikroalga Sebagai Sumberdaya Hayati Perairan dalam Persfektif Bioteknologi. Bogor : Puslitbang-Biotek.
Arora SP. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Church DC, Pond WG. 1988. Basic Animal Nutrition on Feeding Third Edition. New York: John Wiley & Sons.
Ballenger L. 1999. Mus musculus.[Online]. Animal Diversity Web. Tersedia:
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Mus_musculus/ [13 Januari 2014].
Haslam DW & James WP. 2005. Obesity. Lancet 366:1197–1209.
Anderson JW, Baird P, Davis RH Jr, Ferreri S, Knudtson M, Koraym A, Waters V, and Wiliams CL.2009. Public Benefits of Dietary Fiber. Nutrition Reviews 67:188–205.
Shiverick KT dan Rosenbloom AL. 1995. Human Growth Hormone Pharmacology Basic And Clinical Aspect. CRC Press, inc.
Supariasa, Bakri, Bachyar, Fajar, Ibnu. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Wahju J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas.Yogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Purvess D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, Katz LC,Lamantia AS, McNamara JO, William SM. 2001. Neuroscience. Sinauer Associates Inc.Massachusetts.
Georgief MK. 2007. Nutrition and developing brain nutrient priorities and measurement. The American Journal of clinical Nutrition. 85(2): 614- 620.
Jayasooriya AP, Ackland ML, Mathai ML, Sinclair AJ, Weisinger HS, Weisinger RS, Halver J, Kitajka K. 2005. Perinatal omega -3 polyunsatturated fatty acid supply mpdifes brain zinc homeostasis during adulthood. PNAS 102(20): 7133-7138.
Lu R, Wang H, Liang Z, Ku L, O’Donnel W.T. Li, Warren S, Feng Y. 2004. The Fragile X protein controls microtubules associated protein 1B translation and microtubules stability in brain neuron development. PNAS vol 101 no 2
Valenzuela A, Sanheuza BJ, Nieto S. 2006. Docosahexaenoic acid (DHA), essentially and requirement : why and how to provide supplementation. Grasas y Aceites, Vol 57 No 2
Cannor WE, Neuringer M, Lin DS.J. Dietary effect on brain fatty acid composition: the reversibility of n-3 fatty acid deficiency and turnover of docosahexaenoic acid in the brain, erythrocyte, and plasma of rhesus monkeys. J Lipid Res. 1990 Feb: 31(12):237-47
Petudottir AL, Farr SA, Morley JE, Banks WA, Skuladottir GV. 2008. eEffect of dietary n-3 polyunsaturated fatty acid on brain lipid fatty acid composition, learning ability, and memory of senescene-accelerated mouse. J. Gerontol A Biol Sci Med Sci. 63(11):1153-60
Miyazawa D, Yamada YYK, Ohara N, Okuyama H. 2010. Regional difference of the mouse brain in response to an alfa linolenic acid restricted diet: Neurotropin content and protein kinase activity. Life sciences. 87: 15-16. Pages 490-494
Seong J dan Song YO. 2012. Perilla oil rich in alfa linolenic acid inhibit neuronal opotosis and the expression of inflammation mediator protein in apoE KO mice. Biocatalysis and Agricultural Biotechnology 1(2): 167-173
Ganong WF. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Harkness JE. 1983. The Mouse The Biology And Medicine Of Rabbits And Rodents. Philadelphia (US): Lea And Febriger.
Hardoko. 2006. Pengaruh Konsumsi Kappa-Karagenan Terhadap Glukosa Darah Tikus Wistar (Ratus novergicus) Diabetes. Jurnal Teknol dan Industri Pangan 27: 67-75 .
Ajiro KM, Sawamura K, Ikeda Y, Nara M, Nishimura H, Ishida Y, Seino, Yamori. 2000. BeneficialEffects Of Fish Oil On Glucose Metabolism In Spontaneously Hypertensive Rats. Clinical Experimental Pharmacology Physiol 27: 412-415.
Handayani W, Rudijanto A, Indra MR. 2009. Susu Kedelai Menurunkan Resistensi Insulin pada Rattus norvegicus Mobil Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kedokteran Brawijaya 25: 60-66.
Djama’an Q, Goenarwo E, Mashoedi I. 2012. Pengaruh air perasaan jahe terhadap Kadar Glukosa Darah dan Gambaran Histopatologi Sel Beta Pankreas. TDM Penggunaan Aspirin 4(2):165-173
Wilcox G. 2005. Insulin And Insulin Resistance. Clinical Biochemistry 2:19-39.
Surialaga S, Dhianawaty D, Martiana A, Andreanus AS. 2013. Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh (Averhoa Bilimbi L) Terhadap Mencit Galur Swiss Webster Hiperkolesterolemia. Bandung medical journal 45: 1-13.
Gershwin ME, Belay A. 2008. Spirulina in Human Nutrition and Health. CRC Press.
Hernawati, Manalu W, Suprayogi A, Astuti DA. 2013. Suplementasi Serat Pangan dalam Diet untuk Memperbaiki Parameter Lipid Darah Mencit Hiperkolesterolemia. Makara Seri Kesehatan 17: 1-9.
Schneeman BO. 1989. Dietary Fiber (A Scientific Status Summary by the Institute of Food Technologists Expert Panel on Food Safety & Nutrition). Illinois: Institute of Food Technologists.
Ramamoorthy A, Prekumari S. 1996. Effect of Supplementation of Spirulina on Hypercholesterolemic Patients. Journal Food Science Technology 138: 124-128
Nichols BW, Wood BJB. 1968. The occurrence and biosynthesis of -y-linolenic acid in a blue-green alga, Spirulina platensis. Lipids 3: 46-50.