Keanekaragaman Fitoplankton Sungai Ciliwung Pasca Kegiatan Bersih Ciliwung

Authors

  • Arief Pambudi Universitas Al Azhar Indonesia
  • Taufiq W Priambodo Universitas Al Azhar Indonesia
  • Nita Noriko Universitas Al Azhar Indonesia
  • Basma Basma Universitas Al Azhar Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36722/sst.v3i4.235

Abstract

Abstrak - Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang tercemar karena banyak dimanfaatkan oleh warga jakarta diantaranya untuk kegiatan industri dan rumah tangga. Salah satu parameter biologi yang dapat digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan yaitu Fitoplankton. Peran fitoplankton dalam ekosistem perairan yaitu sebagai produsen primer, hal ini karena fitoplankton memiliki kemampuan untuk fotosintesis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2016. Kegiatan Bersih Ciliwung dilaksanakan dari Rindam Jaya, Condet menuju Bidara Cina. Pasca kegiatan bersih ciliwung nilai oksigen terlarut (DO) dari hulu Rindam Jaya (Condet) menuju hilir hingga Bidara Cina mengalami penurunan, sehingga dapat mempengaruhi keanekaragaman fitoplankton. Perbedaan ini diduga memberikan gambaran keragaman komunitas fitoplankton yang berbeda sehingga dilakukan pengambilan sampel fitoplankton di kedua titik tersebut masing-masing dengan 3 kali pengulangan. Metode pengambilan sampel fitoplankton yang digunakan yaitu metode sampling Horizontal dan sampel diidentifikasi menggunakan Sedgewick Rafter Cell Counting (SRCC). Berdasarkan penelitian, total kelimpahan di Rindam Jaya lebih tinggi dibandingkan di Bidara Cina dengan angka berturut-turut 2511 Ind/L dan 1495 Ind/L. Hasil identifikasi fitoplankton yang ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 53 genus yang termasuk ke dalam 5 divisi yaitu, Bacillariophyta (20), Chlorophyta (16), Chrysophyta (5), Cyanophyta (8), dan Rhodophyta (4). Kelimpahan fitoplankton pada stasiun Rindam jaya lebih tinggi dibandingkan di Bidara Cina.

 

Kata Kunci - Fitoplankton, Sungai Ciliwung, BioIndikator

 

Abstract – Ciliwung river is one of the most polluted rivers because it’s used by many citizens of Jakarta for Industrial and household activity. One of biological parameter that’s can be used as an indicator of environmental changed is Phytoplankton.  The role of phytoplankton in aquatic ecosystem that is as primary producers, this is because phytoplankton have the ability to photosytensis. This study was conducted from February to July 2016. Ciliwung clean activity is implemented from Rindam Jaya, Condet to Bidara Cina. Post-activity clean ciliwung value of dissolved-oxygen from upstream Ridam Jaya, Condet to downsream Bidara Cina decreased, so that it can affect the diversity of phytoplankton. This difference is thought to give a picture of the diversity of different phytoplankton community so that samples were taken of phytoplankton in two points each with three repetitions. Phytoplankton sampling method was used Horizontal sampling method and samples were identified using Sedgewick Rafter Cell Counting (SRCC). Based on the research, the total abundance in Rindam Jaya is higher than in Bidara Cina with consecutive numbers 2511 Ind / L and 1495 Ind / L. The results of phytoplankton identification were found in the study sites of 53 genera belonging to 5 divisions namely, Bacillariophyta (20), Chlorophyta (16), Chrysophyta (5), Cyanophyta (8), and Rhodophyta (4). The abundance of phytoplankton at Rindam Jaya station is higher than in Bidara Cina.

 

Keyword - Phytoplankton, Ciliwung River, Indicator Biotecnology

Author Biographies

Arief Pambudi, Universitas Al Azhar Indonesia

Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

Taufiq W Priambodo, Universitas Al Azhar Indonesia

Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

Nita Noriko, Universitas Al Azhar Indonesia

Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

Basma Basma, Universitas Al Azhar Indonesia

Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

References

Adithya R. 2014. Keanekaragaman dan kelimpahan fitoplankton di sungai Ekang Anculai kecamatan Teluk Sebong kabupaten Bintan [Skripsi]. FIKP: Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Abel PD. 1989. Water Pollution Biology. London: Ellis Horwood. American Public Health Association (APHA). 1995. Standards Methods for The Examination of Water and Wastewater. 19th ed. Washington DC: American Public Health Association Inc.

APHA (American Public Health Association). 1989. Standard Method for the Examinition of Water and Waste Water. American Public Health Association. Water Pollution Control Federation. Port City Press. Baltimore, Mariland. 1202.

Badylak S, Phylips EJ. 2004. Spatial and Temporal Patterns of Phytoplanktons Compotition in a Subtropical Coastal Lagoon, The Indian River Lagoon, Florida, USA. J.Plankton Res: 26 1229-1247.

Barus TA. 2002. Pengantar Limnologi. Medan: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sumatra Utara.

Barus TA. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU Press.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius: Yogyakarta.

Fachrul MF, Haeruman H, Sitepu LC. 2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta [Skripsi].Jakarta : FMIPA Universitas Indonesia.

Fachrul MF, Ediyono SH, Wulandari M. 2008. Komposisi dan Model Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Sungai Ciliwung, Jakarta. Universitas Trisakti (USAKTI). Jakarta. Biodiversitas: Volume 9, Hal: 296-300

Fachrul MF. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Fukuyo Y. 2000. Red Tide Microalga. fukuyo@mail.ecc.u-tokyo.ac.jp.

Handayani ST, Suharto B, Marsoedi. 2009. Penentuan Status Kualitas Perairan Sungai Brantas Dengan Biomonitoring Makrozoobentos: Tinjauan Dari Pencemaran Bahan Organik. Biosain, Vol. 1 No. 1.

Hendrawaan D, Melati MF, Bestari B. 2004. Kajian Kualitas Perairan Sungai Ciliwung. Jurnal Penelitian Karya Ilmiah Lemlit Usakti 3: 54-66.

Nugroho A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Penerbit Universitas Trisakti: Jakarta.

Nontji A. 2008. Plankton laut. Penerbit: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakarta.

Noriko N, Elfidasari D, Effendi Y, Priambodo TW, Yorianta H, Pambudi A, dan Puspitasari RL. 2015. Identifikasi faktor penting untuk mendukung keberhasilan kebijakan Kodam jaya jayakarta pada program ciliwung bersih, indah dan sehat (Studi kasus di wilayah Tanjung Barat, pejaten, Kali Hitam, Condet, Kalibata, Cikoko, MT. Haryono, Kampung Melayu). Proposal Penelitian program studi Biologi, Universitas Al-Azhar Indonesia.

Odum, E.P. 1988. Fundamental of Ecology. Phidelphia: W.B. Sounders Company.

Odum EP. 1993. Fundamental of Ecology. Philadelphia: W. B: Souders Company.

Onyema IC. 2007. The Phytoplankton Composition. Abundance and Temporal Variation of a Polluted Estuarine Creek in Lagos, Nigeria. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, 7, pp.89-96.

Piirsoo K, Peeter P, Tuvikene A, and Malle V. 2008. Temporal and spatial patterns of phytoplankton in a temperate lowland river (EmajoËœgi, Estonia). Journal of Plankton Research 30: 1285-1295.

Rashidy EA, Litaay M, Salam MA, Umar MR. 2013. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton di perairan pantai Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Alam Lingkungan 4: 12-18

Reynold CS. 1993. Scales of Disturbance and Tehir Role in Plankton Ecology. Hydrobiology (249) : 157-171.

Sachlan M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm 177.

Siregar MH. 2009. Studi keanekaragaman plankton di hulu sungai Asahan Porsea [Skripsi]. Medan (Id): Universitas Sumetera Utara.

Simanjuntak M. 2007. Oksigen terlarut dan apparent oxygen utilization di Perairan Teluk Klabat, Pulau Bangka. Jurnal Ilmu Kelautan 12 : 59-66.

Yazwar. 2008. Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya Dengan Kualitas Air Di Parapat Danau Toba [Skripsi]. USU: Medan.

Weitzel RL. 1979. Methods and Measuremants of Perifiton Communities: A Review American Society for Testing and Materials: Philadelphia.

Downloads

Published

2017-12-28

Issue

Section

JURNAL AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI