PEMBERDAYAAN SEKOLAH BUDI MULIA BALIKPAPAN MELALUI EDUKASI DAN AKSI PEMBUATAN KOMPOS DENGAN METODE TAKAKURA
DOI:
https://doi.org/10.36722/jpm.v1i2.340Abstrak
Abstrak
Semua proses kehidupan pasti menghasilkan sampah yang jumlahnya akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan beragam aktivitasnya. Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat terutama di daerah Perkotaan khususnya Balikpapan. Menurunnya kualitas lingkungan menjadi permasalahan yang terus membayangi masyarakat. Tercatat dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan pada tahun 2017, indeks pengangkutan sampah ke TPA terus meningkat. Permasalahan akibat kenaikan jumlah penduduk di Kota Balikpapan namun tidak diimbangi dengan kepeduliaan masyarakatnya dalam menjaga lingkungan sekitarnya. Sekolah Budi Mulia Balikpapan menjadi contoh bahwa kualitas lingkungan menjadi polemik yang harus diatasi. Keterbatasan fasilitas, sarana dan pra sarana, serta minimnya perhatian pemerintah. Sehingga menjadikan Sekolah Budi Mulia termasuk dalam kategori kawasan kumuh dengan sistem pengolahan sampah yang buruk. Dalam rangka menyadarkan pentingnya arti menjaga kualitas lingkungan hidup, maka perlu adanya pemahaman melalui program Edukasi dan Aksi pembuatan kompos dengan metode takakura menggunakan bantuan aktivator EM4. Berdasarkan hasil dari program pemberdayaan yang telah dilaksanakan kegiatan ini berhasil memberi pengetahuan kepada siswa di Sekolah Budi Mulia Balikpapan dalam pengelolaan sampah dengan metode takakura melalui kegiatan kampanye lingkungan serta edukasi dan aksi lingkungan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi dan aksi lingkungan dengan metode takakura dapat menjadi metode yang efektif dalam peningkatan pemahaman dan kepedulian target sasaran terhadap lingkungan di sekitarnya.
Kata Kunci – Aksi, Edukasi, Kompos, Pemberdayaan, Takakura
Â
Abstract
Everything in the life process definitely produces waste. The amount of waste will increase along with the population also increasing and various activities. Waste is an inseparable part of people's lives, especially in urban areas, like Balikpapan. Decreasing environmental quality is a problem that continues to haunt the community. In the Report on the Performance of the Environmental Agency of Balikpapan City in 2017 that community, the index of waste transportation to landfill continues to increase. Problems due to the rising population in Balikpapan but not balanced with the concern of community in maintaining the environment. Budi Mulia Balikpapan School is an example that the quality of environment becomes a polemic that must be overcome. Limited facilities, and the lack attention from goverment make Budi Mulia School include in the catagories of bad waste management system. In order to realize the importance of maintaining environmental quality it is necessary to have an comprehension through an education and composting program with takakura methode using the help of EM4 activators. Based on the results of the empowerment program that has been implemented, this activity succeeded in providing knowledge to students at Budi Mulia Balikpapan School in waste management with takakura methods through environmental campaign activities and environmental education and action. That educational activities and environmental actions using takakura methods can be an effective method of increasing comprehension and awareness of the target towards the surrounding environment.
Keywords – Action, Composting, Education, Empowerment, Takakura
Referensi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan pada tahun 2017
Rahmah, Nur Lailatul. (2014). Pembuatan kompos limbah log jamur tiram: Kajian konsnetrasi kotoran kambing dan EM4 serta waktu pembalikan. Jurnal teknologi pertanian; 15 (1): 59 – 66.
Rezagama, Arya. (2015). Studi optimasi takakura dengan penambahan sekam dan bekatul. Jurnal presipitasi; 12 (2): 66 – 70.
Susanto, R. (2002). Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kansius. Yogyakarta.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009